Jumat, 01 April 2011

KEKURANGAN VITAMIN A ( KVA )


Sri Murni
 I.    PENDAHULUAN
Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan bahwa seluruh retinoid dan prekusor/provitamin A/karatenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Selain dikenal sebagai vitamin yang berperan dalam kesehatan mata, vitamin A juga secara umum penting dalam kelangsungan hidup manusia. Di seluruh dunia ( WHO, 1991 ) diantara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat 6-7 juta kasus baru xeroftalmia setiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya menderita kerusakan kornea. Diantara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meningal dalam waktu satu tahun, sedangkan diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dengan yang tidak kekurangan kurang lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan Diare, meningkatkan angka kematian akibat campak serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
II.    DEFINISI
Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan metaplasi keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran kencing dan saluran cerna (Arisman 2002). Penyakit Kurang Vitamin A (KVA) tersebar luas dan merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat penting. Prevalensi KVA terdapat pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Sampai akhir tahun 1960-an KVA merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.
III.    EPIDEMIOLOGI
Kekurangan asopan vitamin A dapat menyebabkan kebutaaan terutama pada anak-anak usia 6 – 59 bulan, apalagi bila disertai dengan penyulit penyakit berikut :
  • gizi buruk,
  • anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun
  • Bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg
  • Anak yang menderita penyakit kronis seperti ; campak, diare, pneumonia, TBC dan cacingan
Pola epidemiologi dipengaruhi oleh :
1.  Usia
·         Pada bayi dan ibu hamil kekurangan vitamin A
·         Pada usia penyapihan dini
·         Pada anak dengan PMT/pasi kekurangan vitamin A
2.  Seks
·         Laki-laki beresiko >>( XN & X1-B)
·         Laki-laki dan wanita beresiko sama terhadap  X3 – A dan B
3.  Musim
·         Musim panas, kering, campak dan diare beresiko tinggi kekurangan vitamin A
4.  Kelompok masyarakat
·         Disebabkan karena kebiasaan makan
·         Perawatan kesehatan yang kurang diperhatikan
·         Anak yang hidup dekat dengan kekurangan vitamin A aktif beresiko lebih tinggi

IV.    SUMBER VITAMIN A

a.  Aktif ( retinol ) sumber bahan hewani : susu, hati, kuning telur, daging ayam/sapi dan ikan
b.  Tidak aktif ( karotenoid ) sumber bahan nabati : sayur daun hijau, buah warna kuning, ubi merah, wortel, bayam , melon, labu kuning.

 V.    FUNGSI VITAMIN A
Selain berfungsi pada sistem penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, Reproduksi, dan pencegahan kanker, Vitamin A juga berfungsi dalam sistem kekebalan ( anti infeksi ). Walaupun mekanismenya belum diketahui pasti, Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B ( leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral ). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan sesular). Sebaliknya, infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A berperan sebagai fungsi kekebalan, ditemukan bahwa:
1)  Ada hubungan kuat antara status vitamin A dengan infeksi pernapasan
2)  Ada hubungan antara kekurangan vitamin A dengan diare
3)  Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.
Bila vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan tubuh menjadi menurun, sehingga mudah terserang infeksi. Disamping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lender sehingga mudah dimasuki mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan usus halus dapat terjadi diare. Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantong kemih. Pada anak-anak dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat mengakibatkan kematian.
VI.    PENYEBAB

a.  Diet  << kekurangan vitamin A jangka lma
b.  Gangguan resorbsi vitamin A ( diare kronis, kecacingan , kelainan pankreas )
c.  Defisiensi protein , lemak dan vitamin E

VII.    GEJALA KEKURANGAN VITAMIN A
Adapun gejala kekurangan vitamin A meliputi gejala xeropthalmia (mata kering) suatu kelainan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.  Keadaan kekurangan vitamin A yang mengenai mata ini bila dibiarkan tanpa penanganan yang serius dapat berakibat kebutaan yang permanen.  Tahapan gejala xeropthalmia hingga terjadi kebutaaan melalui beberapa proses .
  1. Gejala awal dari proses xeropthalmia adalah berupa buta senja. Kebutaan ini biasanya terjadi pada senja hari dan tidak disadari oleh orang lain karena keadaan mata seakan masih normal atau tak nampak satu kelainan apapun pada mata. Hanya dapat diketahui ketika seseorang menderita kekurangan Vitamin A ini sering menabrak benda benda yang berada disekitar ketika berjalan dalam suatu ruangan. Sedangkan bagi yang  belum bisa berjalan  sering terlihat memojok dan tidak melihat barang atau makanan yang ada didepannya.
  2. Selanjutnya timbul gejala kekeringan pada selaput lendir pada bagian putih mata yang disebut xerosis kunjungtiva. Pada bagian konjungtiva akan terlihat kering, keriput dan kusam. Orang tua sering mengeluhkan bahwa mata anaknya tampak kering dan berubah warna seperti kecoklatan.
  3. Konjungtiva bertambah kering dan ditambah ada benda asing seperti busa sabun atau keju (disebut bercak Bitot) terutama pada celah mata sisi luar. Orang tua sering mengeluhkan mata anak ada sisiknya atau timbul busa. Dalam keadaan yang lebih berat lagi terjadi kekeringan pada seluruh bagian putih mata.
  4. Tanpa penanganan yang maksimal kekeringan bisa berlanjut hingga ke bagian hitam mata (kornea mata) yang tampak buram dan kering dan permukaan kornea tampak kasar.
  5. Keratomalasia atau perlunakan permukan kornea  seakan-akan seperti bubur dan dapat terjadi ulkus/ luka pada permukaan mata, pada tahap ini juga bisa terjadi perforasi bola mata (kornea pecah).
  6. Tahap terakhir dari xeropthalmia bisa terjadi jaringan parut pada kornea mata yang disebut dalam istilah medis sebagai ” xeroftamia scar ” sikatrik kornea. Bola tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis.
Secara ringkas oleh WHO, 1996 Tahapan xeroftmia dijabarkan dalam satu penggolongan berikut :
a.  (XN) =   Buta senja
·         Manifestasi defisiensi vitamin A paling awal
·         Penglihatan menurun pada senja hari
·         Tidak bisa melihat pada lingkungan dengan cahaya kurang
·         Respon baik dan cepat ( 1-2 hari) dengan terapi vitamin A
·         Bersifat reversibel
b.  (X1A) =  Xerosis konjungtiva
·         Bagian putih bola mata kasar, kering, keriput dam berubah warna menjadi kecoklatan
·         Pada awal timbul didaerah temporal yaitu didaerah nasal
·         Respon baik terhadap terapi vitamin A (2-6 hari) dan hilang dalam 2 minggu
c.  (X1B) =  Xerosis konjungtiva dan bercak Bitot
·         Ada becak berbentuk segitiga warna abu-abu dan berbuih
·         Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut-kerut
·         Kerutan yang disebabkan oleh bitot dapat menetap beberapa bulan
·         Respon baik terhadap terapi vitamin A (2-5 hari)
d.  (X2) =  Xerosis kornea
·         Pada kornea terlihat kering, berkabut, dan tidak bercahaya seperti warna susu
·         Terdapat plak tebal pada kornea
·         Repon baik terhadap terapi  vitamin A (2-5 hari), kornea normal dalam 1-2 minggu
e.  (X3A) = Ucus Kornea
·         Kerusan menepap pada bagian atau seluruh kornea
·         Ulcus berwarna putih abu-abu, dangkal dan dalam (<1/3 kornea)
·         Ulcus superfisial dengan terapi vitanin A dapat sembuh menjadi jaringan parut
·         Ulcus dibagian dalam membentuk leukoma

f.  (X3B) = Keratomalasia
·         Penebalan kornea pada stroma
·         Kerusakan yang di akibatkan <1/3
·         Kerusakan yang terjadi lebih luas
·         Perfomasi bola mata hilang
·         Terapi yang cepat dengan vitamin A dapat selamatkan mata pada bagian sebelah

g.  (XS) =  Xeroftalmia scar/sikatrik (jaringan parut)kornea
·         Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis.
·         Gejala sisa beberapa jaringan parutdengan berbagai densitas ( nebula, makula, leukoma)
·         Dapat berupa penonjolan lapisan kornea yang tersisa

VIII.    PENANGGULANGAN
Melihat dampak yang dapat diakibatkan oleh kekurangan vitamin A seperti yang dijelaskan di atas, maka masalah defisiensi vitamin A ini tidak boleh diremehkan karena dapat mengakibatkan kematian atau kita akan kehilangan sumber daya manusia yang unggul. Untuk mengatsi ini ada beberapa langkah yang harus terus dilaksanakan, antara lain yaitu :
a)  Memperbaiki pola makanan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga
masyarakat kita semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
b)  Melakukan fortifikasi vitamin A terhadap beberapa bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasi misalnya tidak menyebabkan perubahan rasa pada bahan makanan tersebut atau tidak menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi. Contoh bahan makanan yang dapat dilakukan fortifikasi adalah pada MSG atau pada Mie instan.
c)  Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin A yang sudah berjalan pada kelompok sasaran, yaitu :
·         Bayi umur 6 – 12 bulan : diberikan kapsul vitamin A warna biru, dosis 100.000 UI setiap bulan pebruari dan Agustus
·         Anak umur 1 – 5 Tahun : diberikan kapsul vitamin A warna merah, dosis 200.000 UI setiap bulan pebruari dan Agustus
·         Ibu nifas : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI sehari setelah melahirkan dan diberikan lagi 24 jam kemudian ( masing-masing satu kapsul
·          Anak yang terserang campak, diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 IU
d)  Pemerian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar dari penyakit infeksi
e)  Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar metabolism vitamin A dalam tubuh dapat berjalan secara normal.

REFERENSI

1.  Arisman.2002.Gizi dalam daur kehiduan.Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Palembang.Proyek peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
2.  Sunita Almatsir. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. 2003
3.  www.who.int

Sabtu, 26 Maret 2011

MACAM - MACAM VITAMIN DAN FUNGSINYA


JENIS VITAMIN, MACAM, FUNGSI, SUMBER DAN GANGGUAN DEFISIENSI

SRI MURNI

DEFINISI
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Fungsi Vitamin
Vitamin mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain. Oleh karena itu, kekurangan vitamin yang dikenal dengan avitaminos akan berdampak buruk pada kesehatan dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem.
Macam – macam vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
A. Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
Vitamin B
Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks yang meliputi vitamin B1, vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin B5, Vitamin B6, Viyamin B9 dan Vitamin B12.
  1. Vitamin B1 (Tiamin) adalah zat berupa Kristal tersusun dari unsur-unsur karbon hydrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air, dan sedikit larut dalam alcohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena pemanasan didalam larutan.
Fungsinya :
a)  koenzim pada metabolisme karbohidrat dengan membantu melepaskan energi dari makanan.
b)  Untuk fungsi syaraf.
c)  Memacu nafsu makan.
d)  Menurunkan risiko katarak
Sumbernya : kulit ari beras ( padi-padian ), tepung, ikan, daging, hati, susu, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Gejala Defisiensi :  Otot lembek, sakit mata, iritabilitas,konsentrasi buruk, lutut lemah, ingatan buruk, sakit perut, susah buang air besar, jari-jari kesemutan, dan detak jantung cepat;
1.  Vitamin B2 (Riboflavin) Vitamin ini dinamakan Riboflavin karena terjadi dari persenyawaan ribose ( 1 gula 5 karbon) dengan suatu zat berwarna kuning orange yang memberikan fluoresensi kuning kehijauan pada larutan.
Fungsinya :
a)  Untuk menghaluskan kulit
b)   meningkatkan kualitas pandangan mata
c)  Menanggulangi anemia
d)  Mereduksi racun yang disebabkan oleh rokok dan minuman beralkohol
e)  Menurunkan resiko kanker pada organ pencernaan bagian perut
Sumberya : daging, telor, susu, ragi, dan roti . Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak.
Gejala Defisiensi :  Mata pedih atau serasa terbakar,sensitivitas (peka) terhadap sinar terang, lidah sakit, katarak, rambut berminyak atau kusam, eksema (eczema) atau radang kulit (dermatitis), kuku pecah-pecah (split nails), bibir pecah-pecah (cracked lips).
  1. Vitamin B3 ( Nicotinamid )
Fungsinya :
a)  Mengurangi kelelahan
b)  Menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir
c)  Mencegah pembentukan kadar kolesterol tinggi dalam darah
d)  Mencegah anemia
e)  Membatu melepas energi makanan,
f)  Menjamin berfungsinya susunan syaraf pusat.
Sumbernya : kulit ari beras ( padi-padian ), tepung, ikan, daging, hati, susu, ayam, buah dan sayuran segar.
Gejala defisiensi : terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
  1. Vitamin B5 ( Asam pantotenat ) adalah hasil penyatuan dua macam zat organic suatu derivate butirat dengan asam amino alanin.
Fungsinya  :
a)  Membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
b)  Membantu melepasakan makanan.
c)  Membantu menurunkan kadar kolesterol
d)  Meningkatkan dosis vitamin ini dapat mencegah pertumbuhan uban
Sumbernya : asam pantoneat paling banyak terdapat dalam royal jelly, Jagung , kacang lentil , kedelai , biji bunga marahari , dan lobster.
Gejala defisiensi : Gangguan pada otot kaki , urat saraf dan usus , uban tumbuh di usia muda
  1. Vitamin B6 (Piridoksin ) terdapat pada sistem enzimatik yang berperan dalam metabolisme asam amino.
Fungsinya  :
a)  sebagai koenzim pada metabolisme protein dan asam amino, karbohidrat dan lemak.
b)  membantu pembentukan sel darah merah.
c)  kesehatan system syaraf pusat.
d)  Merangsang pertumbuhan janin pada wanita hamil
Sumbernya : Kedelai , kacang2an , pisannnnnng , ragi , bekatul , hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging dan merica.
Gejala defisiensi : Depresi ringan (uring2an), Daya tahan tubuh menurun , sulit tidur , diare , penurunan daya tahan tubuh , kulit kering dan kusam , kurang darah.
  1. Vitamin B9 ( asam folat ) berfunsi untuk pembentukan sel darah merah dan untuk metabolisme makanan menjadi energi.
  2. Vitamin B12 Sianokobalamin merupakan bentuk utama vitamin B12. Dibutuhkan Fungsinya :
a)  untuk sintesa hemoglobin
b)  sel darah bagi kesehatan sistem syaraf.
c)  untuk produksi (manufaktur) materi genetik (DNA danRNA)
d)  Terlibat dalam pembentukan (formasi) sel darah merah
e)   Esensial untuk syaraf
f)  Menangani asap tembakau dan racun lainnya
Sumbernya : daging, hati, limpa, susu, ikan laut dan ikan kering.
Gejala Defisiensi  :  Kondisi rambut yang buruk, eksema (eczema)atau radang kulit (dermatitis), mulut terlalu sensitif terhadap iritasi akibat panas atau dingin, kegelisahan (anxiety) atau ketegangan (tension), kurang energi, susah buang air besar, otot lembek atau sakit (tender or sore muscles), kulit pucat.
Vitamin C ( asam askorbat )
Vitamin C adalah derivate heksana dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat asam askorbat mudah teroksidasi menjadi dehidroaskorbat yang mudah pula tereduksi menjadi asam askorbat.
Fungsiya :
a)  Pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan sekitar pembuluh darah kapiler
b)  Kolagen yang diperlukan oleh jaringan
c)  Membantu perkembangan sel antioksidan
d)  Dibutuhkan untuk pertumbuhan
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran (kentang, brokoli, bayam paprika merah  ) dan buah-buahan segar dan asam ( Melon, mangga, tomat, aprikot (apricot), pepaya, dan jeruk kepruk (tangerines) (kandungan vitamin C-nya lebih tinggi daripada sayuran hijau).
 Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas dan alkali. karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari.
Gejala Defisiensi : Sering pilek, kurang tenaga, sering infeksi, gusi berdarah, mudah terluka, mimisan, luka lambat sembuh, bintil-bintil merah di kulit (red pimples on the skin);

B. Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK
Vitamin A ( retinol )
Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
Fungsinya :
a)  Membantu kesehatan tulang dan gigi serta kulit
b)  Penting untuk kesehatan mata
c)  Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan epitel
Sumber vitamim A terdapat pada susu dan produknya, kuning telor, hati , minyak ikan dan sayuran berwarna kuning dan hijau ( wortel, bayam, tomat serta papaya ).
Gejala Defisiensi (Kekurangan) :  Sariawan, rabun malam,jerawat, sering terkena pilek dan infeksi, kulit kering dan pecah-pecah, ketombe, kista, diare.
Vitamin D
Laju vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut kemudian diterima kemudian diatifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati.
Fungsinya :
a)  Memperbaiki penyerapan kalsium dan fosfat
b)  Menolong pertumbuhan tulang dan gigi
c)  Menolong memelihara kadar kalsium dan fosfat dalam darah
Sumber vitamin D yaitu : minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, hati, ragi dan sedikit buah pisang.
Gejala Defisiensi  :  Sendi sakit atau kaku, punggung pegal (backache), gigi busuk (tooth decay), kram otot (muscle cramps), rambut rontok (hair loss).
Vitamin E ( alfa tocoferol asetat )
Vitamin E terdapat dalam empat bentuk, alfa, beta, gamma dan delta tokoferol, semua telah dapat disentesis. Zat-zat inilah merupakan antioksida yang utama dalam lemak dan minyak yang dapat mencegah ketengikan.
Fungsinya :
a)  Sebagai antioksidan yaitu menjaga jaringan ( sel ) untuk melawan cedera yang disebabkan radikal bebas.
b)  Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tubuh
Sumber vitamin E yaitu: minyak nabati, gandum, sayuran, hati, kuning telur, mentega, susu, daging dan terutama tauge.
Gejala Defisiensi  :  Kurang gairah seks, kecapaian setelah berolahraga ringan, mudah terluka, luka yang lambat sembuh, varises(varicose veins), kehilangan kelenturan sendi, infertilitas (kemandulan)
Vitamin K ( fitomenafion )
Vitamin K disintesis dan diisolasi dari hati ikan dibusukkan, dimana vitamin ini dihasilkan olek kerja bakteri-bakteri. Vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah vitamin K1 atau phylloquinone, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuhan. Kedua adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinone, yang dihasilan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.
Seluruh vitamin K dalam tubuh Anda diproses dalam liver di mana nantinya akan digunakan untuk memproduksi zat yang membuat darah Anda bisa membeku
Funsinya :
a)  mempengaruhi sistem enzim yang mensintesis factor pembekuan darah.
Sumber  :  hati, bayam, kubis, kol, susu, kuning telur dan minyak kedelai.
Gejala Defisiensi  :  Mudah terkena pendarahan (Haemorrhage) sulit membeku bila terluka/berdarah/luka,  pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.