Sabtu, 26 Maret 2011

MACAM - MACAM VITAMIN DAN FUNGSINYA


JENIS VITAMIN, MACAM, FUNGSI, SUMBER DAN GANGGUAN DEFISIENSI

SRI MURNI

DEFINISI
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Fungsi Vitamin
Vitamin mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain. Oleh karena itu, kekurangan vitamin yang dikenal dengan avitaminos akan berdampak buruk pada kesehatan dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem.
Macam – macam vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
A. Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
Vitamin B
Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks yang meliputi vitamin B1, vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin B5, Vitamin B6, Viyamin B9 dan Vitamin B12.
  1. Vitamin B1 (Tiamin) adalah zat berupa Kristal tersusun dari unsur-unsur karbon hydrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air, dan sedikit larut dalam alcohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena pemanasan didalam larutan.
Fungsinya :
a)  koenzim pada metabolisme karbohidrat dengan membantu melepaskan energi dari makanan.
b)  Untuk fungsi syaraf.
c)  Memacu nafsu makan.
d)  Menurunkan risiko katarak
Sumbernya : kulit ari beras ( padi-padian ), tepung, ikan, daging, hati, susu, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Gejala Defisiensi :  Otot lembek, sakit mata, iritabilitas,konsentrasi buruk, lutut lemah, ingatan buruk, sakit perut, susah buang air besar, jari-jari kesemutan, dan detak jantung cepat;
1.  Vitamin B2 (Riboflavin) Vitamin ini dinamakan Riboflavin karena terjadi dari persenyawaan ribose ( 1 gula 5 karbon) dengan suatu zat berwarna kuning orange yang memberikan fluoresensi kuning kehijauan pada larutan.
Fungsinya :
a)  Untuk menghaluskan kulit
b)   meningkatkan kualitas pandangan mata
c)  Menanggulangi anemia
d)  Mereduksi racun yang disebabkan oleh rokok dan minuman beralkohol
e)  Menurunkan resiko kanker pada organ pencernaan bagian perut
Sumberya : daging, telor, susu, ragi, dan roti . Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak.
Gejala Defisiensi :  Mata pedih atau serasa terbakar,sensitivitas (peka) terhadap sinar terang, lidah sakit, katarak, rambut berminyak atau kusam, eksema (eczema) atau radang kulit (dermatitis), kuku pecah-pecah (split nails), bibir pecah-pecah (cracked lips).
  1. Vitamin B3 ( Nicotinamid )
Fungsinya :
a)  Mengurangi kelelahan
b)  Menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir
c)  Mencegah pembentukan kadar kolesterol tinggi dalam darah
d)  Mencegah anemia
e)  Membatu melepas energi makanan,
f)  Menjamin berfungsinya susunan syaraf pusat.
Sumbernya : kulit ari beras ( padi-padian ), tepung, ikan, daging, hati, susu, ayam, buah dan sayuran segar.
Gejala defisiensi : terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
  1. Vitamin B5 ( Asam pantotenat ) adalah hasil penyatuan dua macam zat organic suatu derivate butirat dengan asam amino alanin.
Fungsinya  :
a)  Membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
b)  Membantu melepasakan makanan.
c)  Membantu menurunkan kadar kolesterol
d)  Meningkatkan dosis vitamin ini dapat mencegah pertumbuhan uban
Sumbernya : asam pantoneat paling banyak terdapat dalam royal jelly, Jagung , kacang lentil , kedelai , biji bunga marahari , dan lobster.
Gejala defisiensi : Gangguan pada otot kaki , urat saraf dan usus , uban tumbuh di usia muda
  1. Vitamin B6 (Piridoksin ) terdapat pada sistem enzimatik yang berperan dalam metabolisme asam amino.
Fungsinya  :
a)  sebagai koenzim pada metabolisme protein dan asam amino, karbohidrat dan lemak.
b)  membantu pembentukan sel darah merah.
c)  kesehatan system syaraf pusat.
d)  Merangsang pertumbuhan janin pada wanita hamil
Sumbernya : Kedelai , kacang2an , pisannnnnng , ragi , bekatul , hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging dan merica.
Gejala defisiensi : Depresi ringan (uring2an), Daya tahan tubuh menurun , sulit tidur , diare , penurunan daya tahan tubuh , kulit kering dan kusam , kurang darah.
  1. Vitamin B9 ( asam folat ) berfunsi untuk pembentukan sel darah merah dan untuk metabolisme makanan menjadi energi.
  2. Vitamin B12 Sianokobalamin merupakan bentuk utama vitamin B12. Dibutuhkan Fungsinya :
a)  untuk sintesa hemoglobin
b)  sel darah bagi kesehatan sistem syaraf.
c)  untuk produksi (manufaktur) materi genetik (DNA danRNA)
d)  Terlibat dalam pembentukan (formasi) sel darah merah
e)   Esensial untuk syaraf
f)  Menangani asap tembakau dan racun lainnya
Sumbernya : daging, hati, limpa, susu, ikan laut dan ikan kering.
Gejala Defisiensi  :  Kondisi rambut yang buruk, eksema (eczema)atau radang kulit (dermatitis), mulut terlalu sensitif terhadap iritasi akibat panas atau dingin, kegelisahan (anxiety) atau ketegangan (tension), kurang energi, susah buang air besar, otot lembek atau sakit (tender or sore muscles), kulit pucat.
Vitamin C ( asam askorbat )
Vitamin C adalah derivate heksana dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat asam askorbat mudah teroksidasi menjadi dehidroaskorbat yang mudah pula tereduksi menjadi asam askorbat.
Fungsiya :
a)  Pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan sekitar pembuluh darah kapiler
b)  Kolagen yang diperlukan oleh jaringan
c)  Membantu perkembangan sel antioksidan
d)  Dibutuhkan untuk pertumbuhan
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran (kentang, brokoli, bayam paprika merah  ) dan buah-buahan segar dan asam ( Melon, mangga, tomat, aprikot (apricot), pepaya, dan jeruk kepruk (tangerines) (kandungan vitamin C-nya lebih tinggi daripada sayuran hijau).
 Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas dan alkali. karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari.
Gejala Defisiensi : Sering pilek, kurang tenaga, sering infeksi, gusi berdarah, mudah terluka, mimisan, luka lambat sembuh, bintil-bintil merah di kulit (red pimples on the skin);

B. Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK
Vitamin A ( retinol )
Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
Fungsinya :
a)  Membantu kesehatan tulang dan gigi serta kulit
b)  Penting untuk kesehatan mata
c)  Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan epitel
Sumber vitamim A terdapat pada susu dan produknya, kuning telor, hati , minyak ikan dan sayuran berwarna kuning dan hijau ( wortel, bayam, tomat serta papaya ).
Gejala Defisiensi (Kekurangan) :  Sariawan, rabun malam,jerawat, sering terkena pilek dan infeksi, kulit kering dan pecah-pecah, ketombe, kista, diare.
Vitamin D
Laju vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut kemudian diterima kemudian diatifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati.
Fungsinya :
a)  Memperbaiki penyerapan kalsium dan fosfat
b)  Menolong pertumbuhan tulang dan gigi
c)  Menolong memelihara kadar kalsium dan fosfat dalam darah
Sumber vitamin D yaitu : minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, hati, ragi dan sedikit buah pisang.
Gejala Defisiensi  :  Sendi sakit atau kaku, punggung pegal (backache), gigi busuk (tooth decay), kram otot (muscle cramps), rambut rontok (hair loss).
Vitamin E ( alfa tocoferol asetat )
Vitamin E terdapat dalam empat bentuk, alfa, beta, gamma dan delta tokoferol, semua telah dapat disentesis. Zat-zat inilah merupakan antioksida yang utama dalam lemak dan minyak yang dapat mencegah ketengikan.
Fungsinya :
a)  Sebagai antioksidan yaitu menjaga jaringan ( sel ) untuk melawan cedera yang disebabkan radikal bebas.
b)  Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tubuh
Sumber vitamin E yaitu: minyak nabati, gandum, sayuran, hati, kuning telur, mentega, susu, daging dan terutama tauge.
Gejala Defisiensi  :  Kurang gairah seks, kecapaian setelah berolahraga ringan, mudah terluka, luka yang lambat sembuh, varises(varicose veins), kehilangan kelenturan sendi, infertilitas (kemandulan)
Vitamin K ( fitomenafion )
Vitamin K disintesis dan diisolasi dari hati ikan dibusukkan, dimana vitamin ini dihasilkan olek kerja bakteri-bakteri. Vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah vitamin K1 atau phylloquinone, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuhan. Kedua adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinone, yang dihasilan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.
Seluruh vitamin K dalam tubuh Anda diproses dalam liver di mana nantinya akan digunakan untuk memproduksi zat yang membuat darah Anda bisa membeku
Funsinya :
a)  mempengaruhi sistem enzim yang mensintesis factor pembekuan darah.
Sumber  :  hati, bayam, kubis, kol, susu, kuning telur dan minyak kedelai.
Gejala Defisiensi  :  Mudah terkena pendarahan (Haemorrhage) sulit membeku bila terluka/berdarah/luka,  pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.

MANAJEMEN BENCANA DAN PENYAKIT PASCA BENCANA


Sri Murni
E2A009201
RII / 2009
  1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, balk yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan (contohnya kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, dan tindakan teror born) serta konflik antar kelompok masyarakat.
Kejadian bencana umumnya berdampak merugikan. Rusaknya sarana dan prasarana fisik (perumahan penduduk, bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, sarana jalan, jembatan dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya bencana disamping masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular tertentu, menurunnya status gizi masyarakat, stress pasca trauma dan masalah psikososial, bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah gizi serta masalah kesehatan reproduksi hingga masalah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas kesehatan lingkungan.
Upaya penanggulangan krisis akibat bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak sebelum terjadinya bencana yang dilakukan melalui kegiatan pencegahan, mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak) dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi bencana berupa kegiatan tanggap darurat sementara pada saat setelah terjadi bencana berupa kegiatan
 II.      BENCANA

DEFINISI
Kejadian / peristiwa bencana yang diakibatkan oleh alam atau ulah manusia, baik yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan,dapat menyebabkan hilangnya jiwa manusia, trauma fisik dan psikis, kerusakan harta benda dan lingkungan, yang mampu melampaui kemampuan sumberdaya masy.untuk mengatasinya.
1.    Definisi Oprasional
a.    Gawat Darurat :
Keadaan dimana diperlukan pertolongan segeracepat,cermat,tepat) untuk mencegah kematian atau kecacatan
b.    Tanggap Darurat :
 Upaya penangulangan dampak yang timbul akibat bencana, terutama penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
c.     Pencegahan ( prevention) :
Upaya pencegahan terjadinya bencana dan jika mungkin meniadakan bencana.
d.    Mitigasi  ( Mitigation ) :
Upaya untuk mengurangi dampak bencana, baik fisik struktural melalui pembuatan bangunan fisik maupun non fisik struktural melalui undang-undang & pelatihan
e.    Kesiapsiagaan ( Preparedness ) :
Upaya mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah – langkah tepat guna dan berdaya guna.
2.    Kesiapsiagaan = preparedness kegiatan pra bencana prevention mitigasi
3.    Kegiatan saat bencana
a)    Menginformasikan kejadian bencana misal pada forum desa dan petugas kesehatan..
b)    Memberitahukan pada warga (kentongan dll)
c)    Membantu melakukan  PPGD bersama petugas kesehatan.
d)    Memberi bantuan perlengkapan pengungsian / logistik. (Dapur Umum, Tenda, Posko, dll)
e)    Membantu petugas dalam pencatatan dan  (data korban, data logistik)
f)     Membantu petugas kesehatan memberikan pertolongan awal
g)    Mengaktifkan sistem pertolongan
h)   Melakan evakuasi dan transfortasi dengan benar
i)     Mengaktifkan sistem peringatan
4.    Kegiatan paska bencana
a)    Pengamatan terhadap dampak bencana (Misalnya sumur yg rusak, pipa air putus atau jamban hancur)
b)    Membantu memulihkan kondisi emosi warga (menghibur, menenangkan warga dg cara berdoa/ berzikir bersama atau mendampingi korban)
5.    Apa saja yang dicatat dan dilaporkan
a)    Nama korban
b)    Umur dan jenis kelamin  
c)    Tempat dan waktu kejadian
d)    Penolong
e)    Tindakan yang dilakukan
f)     Tempat rujukan selanjutnya
  1. PENYAKIT PASCA BENCANA
Bencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang mendalam. Baik berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, ataupun tsunami. Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang terjadi. Bencana menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga, sahabat, harta, bahkan tempat tinggal. Bencana ini selanjutnya menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut Ketua Umum PB IDI Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan utama setelah bencana adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang. Kemudian, selama dan sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal di pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak memadai. Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain malaria, ISPA, diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.
Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:
a)    Penyakit akut pasca bencana.
Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi. Misalnya, kasus gempa bumi di Padang tanggal 30 September 2009, penyakit yang berhubungan langsung dengan gempa adalah cedera akibat reruntuhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cedera utama akibat gempa adalah cedera kepala dan patah tulang.
b)     Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana
1)    Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di pengungsian ( tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi korban-korban bencana.
2)    DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-korban bencana.
3)    Diare dan penyakit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan. Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan, infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu.
Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan rehidrasi oral-oralit.
4)    ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris acute respiratory infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
a.       Infeksi adalah masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b.      Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli. Secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernpasan bagian bawah (termasuk jaringan saluran pernapasan).
c.       Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Selain ISPA sering juga ditemukan pnemonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).
Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang dari satu tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia satu tajun sampai kurang dari lima tahun. Pada anak di bawah usia dua bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pencegahannya dengan pengadaan rumah dengan ventilasi yang memadai, perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan gizi balita.
5)    Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul karena terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir.
6)    Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi dan jangan sampai kelelahan.
c)    Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam
  1. PENANGGULANGAN PASCA BENCANA
  1. Tatakelola lingkungan pasca bencana
  2. Ketersediaan fasilitas sanitasi
  3. Suplay makanan dan air bersih
  4. Pengiriman relawan-relawan ke lokasi bencana
REFERENSI
  1. “Pencegahan Wabah Penyakit Pasca-Bencana” dalam www.cybernet.cbn.id.
  2. “Isu Pasca Bencana” dalam www.menlh.go.id.
  3. “ Waspadai Penyakit Pasca Bencana” dalam www.lautanindonesia.com.
  4. http://www.scribd.com/doc/36278905/Pedoman-Manajemen-Sdm-Kesehatan-Dalam-Penanggulangan-Bencana
  5. http://indonews.org/berbagai-penyakit-mengincar-pascabencana/
  6. http://regional.kompas.com/read/2010/10/29/04294798/Berbagai.Penyakit.Mengincar.Pascabencana