Selasa, 22 Maret 2011

"DIARE" FOOD AND WATER BORNE DISEASE


PENDAHULUAN
Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbilitas pada anak di negara-negara berkembang. WHO telah berhasil menurunkan angka kematian hingga 95% tapi hanya sedikit menurunkan angka kesakitan. Diare juga merupakan penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makananpun juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan meningkat akibat dari adanya infeksi. Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemis dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di masyarakat oleh karena sering terjadi peningkatan kasus-kasus disaat atau musim tertentu yaitu pada musim kemarau dan pada puncak musim hujan.
DEFINISI
Secara epidemiologi, diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah atau lender dalam tinja. Atau ibu merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi BAB pada anaknya.
Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI ( 2003 )  adalah penyakit yang ditandai denganperubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar  (BAB) lebih banyak dari biasanya ( lazimnya 3 kali atau lebih dalam sehari )
Definisi diare menurut WHO ( 1980 ) Diare juga merupakan keadaan frekuensi buangair besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebihdari 3 kali pada anak dengan konsistensi fesesencer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
MEKANISME PENULARAN
Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare. Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang berak di sembarang tempat. Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Tinja tadi mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai, air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari, kemudian menderita diare.. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan .
ETIOLOGI
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.

Sebagian besar (85%) diare disebabkan oleh virus dan sisanya (15%) disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur, alergi makanan, keracunan makanan, malabsorpsi makanan dan lain-lain.
Golongan virus penyebab diare, terdiri dari Rotavirus, virus Norwalk, Norwalk like virus, Astrovius, Calcivirus, dan Adenovirus.
Golongan bakteri penyebab diare, antara lain Escherichia coli (EPEC, ETEC, EHEC, EIEC), Salmonella, Shigella, Vibrio cholera, Clostridium difficile, Aeromonas hydrophilia, Plesiomonas shigelloides, Yersinia enterocolitis, Campilobacter jejuni, Staphilococcus aureus dan Clostridium botulinum.
Golongan parasit penyebab diare, antara lain Entamoeba histolytica, Dientamoeba fragilis, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Cyclospora sp, Isospora belli, Blastocyctis hominis dan Enterobius vermicularis.
Golongan cacing penyebab diare, antara lain Strongiloides stercoralis, Capillaria philippinensis dan Trichinella spiralis.
Golongan jamur penyebab diare, antara lain Candidiasis, Zygomycosis dan Coccidioidomycosis.
PENYEBAB
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
Pemanis buatan
GEJALA      
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
Berak cair terus-menerus
Muntah terus-menerus
Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
Tidak bisa minum, tidak mau makan
Mata cekung, bibir kering dan biru
Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam,penurunan napsu makan atau kelesuan
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dasar terjadinya diare adalah absorpsi yang berkurang dan atau sekresi yang meningkat. Adapun mekanisme yang mendasarinya adalah mekanisme sekretorik, mekanisme osmotik dan campuran.
Mekanisme sekretorik atau disebut juga dengan diare sekretorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus. Hal ini terjadi, bila absorpsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Kalau pada diare infeksi prinsip dasarnya adalah kemampuan bakteri mengeluarkan toksin-toksin yang bertindak sebagai reseptor untuk melekat pada enterosit, merusak membran enterosit dan kemudian menghancurkan membran enterosit, mengaktifkan enzim-enzim intraseluler sehingga terjadi peningkatan sekresi, sehingga terjadi diare sekresi. Tapi jika ada kerusakan enterosit, maka disamping diare sekresi juga dapat terjadi diare osmotik tergantung dari derajat kerusakannya.
Diare osmotik terjadi karena tidak dicernanya bahan makanan secara maksimal, akibat dari insufisiensi enzim. Makanan dicerna sebagian, dan sisanya akan menimbulkan beban osmotik intraluminal bagian distal. Hal ini memicu pergerakan cairan intravascular ke intraluminal, sehingga terjadi okumulasi cairan dan sisa makanan. Di kolon sisa makanan tersebut akan didecomposisi oleh bakteri-bakteri kolon menjadi asam lemak rantai pendek, gas hydrogen dan lain-lain. Adanya bahan-bahan makanan yang sudah didecomposisi ini menyebabkan tekanan osmotik intraluminal kolon akan lebih meningkat lagi, sehingga sejumlah cairan akan tertarik lagi ke intraluminal kolon sehingga terjadi diare osmotik.

KLASIFIKASI DEHIDRASI
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat.
Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.
Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut:
Gelisah, cengeng
Kehausan
Mata cekung
Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.
Dehidrasi berat
Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut:
Berak cair terus-menerus
Muntah terus-menerus
Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
Tidak bisa minum, tidak mau makan
Mata cekung, bibir kering dan biru
Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan diare yang dianjurkan menurut WHO, ada 4 yaitu pemberian cairan, untuk mengobati dan mencegah dehidrasi; Diet, meneruskan ASI dan makanan lainnya; obat-obatan, memakai antibiotik untuk kasus kolera dan disentri, WHO merekomendasikan pemakaian zinc; edukasi atau penyuluhan.
Pemberian Cairan
Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral dan parenteral. Pemberian cairan peroral diberikan pada diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang. Sedangkan, pada diare dengan dehidrasi berat pemberian cairan dilakukan secara parenteral, dan jika gagal dapat diberikan personde NGT dengan kecepatan maksimal 20 ml/KgBB/jam. Atau pada diare dehidrasi ringan sedang yang gagal URO terapi cairan dapat kita berikan secara parenteral. Tapi setelah rehidrasi tercapai secepat mungkin beralih ke pemberian oral.
Pemberian cairan pada dehidrasi berat merupakan tindakan kedaruratan medis, apalagi jika terjadi syok, berikan dulu loading cairan 20 ml/kgbb secepatnya. Sedangkan penilaian lengkap status dehidrasi dilakukan setelah syok teratasi.
Tahapan-tahapan terapi rehidrasi cairan parenteral pada diare dengan dehidrasi berat, antara lain terapi awal, ditujukan untuk memperbaiki sirkulasi dinamik dan fungsi ginjal dengan cara reekspansi cepat volume CES; terapi lanjutan, ditujukan untuk mengganti defisit air dan elektrolit dengan kecepatan pemberian cairan yang lebih rendah; perhatikan status glikosa, karena pada saat diare terjadi kekurangan kalori.
Diet
Prinsipnya, pada diare kebutuhan diet meningkat 50% untuk itu dianjurkan untuk tetap memberikan ASI, makanan dan minuman seperti biasanya dengan penambahan porsi. Pada diare dengan dehidrasi berat, makanan diberikan setelah keadaan umum membaik. Ingat, pemberian diet secara dini dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah penurunan berat badan lebih lanjut.
Obat-obatan
Sebagian besar diare disebabkan oleh virus untuk itu, pemberian antibiotik tidak diperlukan. Menurut WHO dan Depkes, antibiotik hanya digunakan pada kasus kolera dan disentri. Atau antibiotik juga dapat dipertimbangkan penggunaannya pada diare akut yang melanjut lebih dari 7 hari sambil menunggu hasil kultur dan resistensi feses. Penggunaan antibiotik yang tepat adalah berdasarkan hasil kultur.
Pada kasus diare, WHO juga menganjurkan pemakaian zinc. Zinc merupakan micronutrien esensial bagi tubuh. Zinc berperan dalam proses pertumbuhan dan diferensiasi sel, menjaga stabilitas dinding sel dan ikut serta dalam proses ekspresi dari gen dan pengaturan ion intraseluler. Disamping itu, defisiensi zinc menyebabkan atropi timus akibatnya kandungan limfosit berkurang dan prekursor limfosit di sum-sum tulangpun berkurang akibatnya limfosit dalam darah menurun dan respons imun antibodi juga menurun, hal inilah yang menyebabkan anak rentan terhadap infeksi terutama infeksi di GIT karena GIT memiliki kandungan limfosit terbanyak setelah timus.
Dosis zinc untuk bayi kurang dari 6 bulan adalah 10 mg dan 20 mg untuk yang lebih dari 6 bulan, diberikan selama 14 hari.
Edukasi atau Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan khusus di mana orang tua penderita dikumpulkan. Pokok penyuluhan meliputi usaha pencegahan diare dan KKP, usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan menggunakan oralit, imunisasi dan keluarga berencana.
PENCEGAHAN
Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
Pemakaian botol susu yang tidak bersih
Menggunakan sumber air yang tercemar
Buang air besar disembarang tempat
Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin.
PENGOBATAN
Tidak selamanya diare itu buruk. Sebenarnya diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri, parasit dan sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang encer.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada penderita diare. “Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien. Jangan anggap remeh, kalau tidak diatasi bisa menimbulkan kematian.
Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja. Oleh sebab itu, inti dari pengobatan diare adalah memberikan cairan untuk menghindari terjadi dehidrasi.
“Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Penggolongan Obat Diare
Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:
Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.
REFERENSI
Caldarella, M. Visceral Sensitivity and Symptoms in Patients with Constipation- or Diarrhea-predominant Irritable Bowel Syndrome (IBS). The American Journal of Gastroenterology, Volume 100 Issue 2 Page 383 - February 2005.
Choi, Y. Fats, Fructose May Contribute to IBS Symptoms. ACG 68th Annual Scientific Meeting: Abstract 21, presented Oct. 13, 2003; Abstract 547, presented Oct. 14, 2003.
Van Vorous, Heather. Eating for IBS. 2000. ISBN 1-56924-600-9. Excerpted with author's permission at Help for Irritable Bowel Syndrome (see IBS Diet Section)
Whorwell, PJ. Bran and irritable bowel syndrome: time for reappraisal. Lancet. 1994 Jul 2;344(8914):39-40.

Sri Murni
E2A009201
Reg II / 2OO9

1 komentar:

  1. Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirimi saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang cara meminumnya. . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.

    BalasHapus